
Mikroplastik, partikel kecil dari plastik yang ukurannya kurang dari 5 milimeter, telah menjadi ancaman global yang serius. Partikel ini ditemukan di mana-mana, termasuk dalam makanan, air, dan udara yang kita hirup. Menurut sebuah studi terbaru oleh Cornell University, Indonesia adalah negara dengan konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia, dengan rata-rata konsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, terutama dari sumber akuatik seperti makanan laut. Artikel ini akan membahas bahaya mikroplastik, bagaimana Kamu mungkin telah mengonsumsi banyak mikroplastik, dan cara menguranginya.
Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran sangat kecil yang berasal dari degradasi produk plastik yang lebih besar. Partikel ini ditemukan di berbagai jenis makanan dan minuman, serta di udara yang kita hirup. Sebuah penelitian oleh Sherri Mason dari State University of New York menemukan bahwa 93% dari botol air yang diuji mengandung mikroplastik. Ini menunjukkan bahwa hampir semua botol air yang kita konsumsi berpotensi mengandung partikel plastik yang tidak terlihat oleh mata.
Mikroplastik dapat menembus jaringan tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Partikel ini dapat menyebabkan peradangan, stres sel, dan kerusakan DNA. Selain itu, mikroplastik juga dapat membawa bahan kimia berbahaya seperti BPA, ftalat, dan PFAS yang dikenal dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan reproduksi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh UC San Francisco, mikroplastik dapat mengganggu fungsi hormon dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.
Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara:
Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat Kamu ambil untuk mengurangi konsumsi mikroplastik:
Menurut penelitian dari Cornell University, Indonesia adalah negara dengan konsumsi mikroplastik tertinggi di dunia. Penelitian ini mencakup 109 negara dari tahun 1990 hingga 2018 dan menunjukkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan, terutama dari makanan laut. Sebaliknya, Paraguay adalah negara dengan konsumsi mikroplastik terendah, yaitu 0,85 gram per bulan.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa negara-negara di Asia, termasuk China dan Mongolia, memiliki risiko tertinggi dalam menghirup mikroplastik, dengan penduduk menghirup lebih dari 2,8 juta partikel per bulan, dibandingkan dengan 300.000 partikel per bulan di AS.
Para peneliti dari Cornell University menyarankan beberapa solusi untuk mengurangi paparan mikroplastik, termasuk:
Mikroplastik tidak hanya ditemukan dalam makanan, tetapi juga dalam air minum, terutama air kemasan. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences, rata-rata liter air kemasan mengandung hampir seperempat juta partikel nanoplastik. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar plastik berasal dari botol itu sendiri dan filter membran reverse osmosis yang digunakan dalam proses pembotolan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa partikel plastik tidak hanya berasal dari kemasan tetapi juga dari proses industri. Meskipun begitu, para peneliti belum dapat memastikan sejauh mana bahaya dari partikel nanoplastik ini terhadap kesehatan manusia.
Berdasarkan rekomendasi dari UC San Francisco, berikut adalah beberapa tips praktis untuk mengurangi paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari:
Kesadaran tentang bahaya mikroplastik dan langkah-langkah untuk menguranginya sangat penting untuk kesehatan kita dan kelestarian lingkungan. Meskipun pemerintah dan industri perlu mengambil tindakan besar untuk mengatasi masalah ini, kita sebagai konsumen juga dapat berkontribusi dengan membuat pilihan yang lebih sadar dan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Mikroplastik adalah ancaman nyata bagi kesehatan kita. Dengan mengetahui sumber-sumber mikroplastik dan mengambil langkah-langkah untuk menguranginya, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan lingkungan. Mulailah dari langkah-langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menggunakan filter air untuk memastikan bahwa kita meminimalkan konsumsi mikroplastik sehari-hari.